REVIEW AND MORAL VALUE OF 127 HOURS
Judul
: 127 HOURS
Genre
: Adventure, Drama
Sutradara : Danny Boyle
Penulis :
Danny Boyle, Simon Beaufoy
Pemain : James Franco memerankan Aron Ralston
Amber Tamblyn memerankan Kristi
Kate Mara memerankan Megan
Lizzy Caplan memerankan Sonja (saudara
perempuan Aron)
Bahasa : English
Duration : 94 menit
“127 HOURS”
127
HOURS, kita dapat lihat dari judulnya kita pasti bertanya-tanya apa maksud dari
judul sebuah drama bisa sesingkat itu. Hal yang sederhana tapi punya banyak
makna. Itulah gambaran dari film ini. Film 127 hours ini merupakan salah satu
film petualangan yang sangat menegangkan dan membahayakan. Film yang diangkat
dari kisah nyata yang bercerita tentang Aron Ralston seorang pendaki gunung
yang sangat suka dengan hal-hal yang berbahaya dan bertaruh nyawa demi hobinya.
Dalam film ini dia melakukan pendakian seorang diri tanpa ada satupun orang
yang mengetahuinya. Dia mempunyai rencana pendakian di sebuah Grand Canyon di
Amerika Serikat. Sebuah kamera handycam yang menjadi sahabat sejati dalam
perjalanannya.
Ditengah
perjalanan dia bertemu 2 orang pendaki perempuan yang tersesat dalam
perjalanannya. Mereka adalah Kristi (Kate
Mara) dan Megan (Amber Tamblyn). Aron menawarkan
bantuan dan menunjukkan jalan pintas melewati celah di salah satu ngarai.Ketiganya
selanjutnya berpisah, mulailah klimax dari film ini dimana Aron yang ingin melewati
celah-celah di antara ngarai, salah
satu bebatuan besar yang menjadi pijakan kakinya tiba-tiba bergeser. Aron pun jatuh
dan salah satu tangannya tertindih batu itu hingga berdarah. Aron terjepit di
antara celah ngarai. Aron hampir menyerah dengan keadaan disaat tidak ada kepastian, tak ada harapan untuk selamat. Sendirian tanpa
pertolongan, Aron hanya bisa membayangkan dirinya selamat.Tanpa
makanan dan hanya sedikit air minum yang tersisa, harapan Aron untuk selamat
kian menipis. Saat runtuhan pasir di atasnya jatuh menimpa wajahnya, Aron
langsung berteriak lagi, berharap ada orang yang datang untuk memberikan
pertolongan. Sayangnya tidak ada siapa-siapa.Hanya kemauan untuk hidup yang
sangat tinggi yang membuat Aron berhasil menyelamatkan dirinya dari ganasnya
alam.Jika Aron ingin hidup, satu-satunya
cara adalah dengan menyelamatkan dirinya sendiri. Aron hanya ditemani sebuah handycam. Saat
baterai handycam-nya hampir habis, Aron telah mengukir nama dan tanggal
kematiannya di batu dengan pisau lipatnya karena ia tidak yakin akan bertahan
hidup.Dengan
tangan yang terluka dan hampir membusuk, Aron tak punya pilihan lain selain
mengamputasi tangannya sendiri meski Aron harus kehilangan 1 tangannya. Dengan
segala keberanian, Aron mengamputasi tangannya dan mendaki tebing dan harus
berjalan jauh untuk menemukan bantuan. Darah yang terus mengalir dari tangannya
yang menjadi teman dalam perjalanannya. Meski seringkali dia terjatuh akan
tetapi semangatnya dan selalu membayangkan teman, kekasih, dan keluarga yang
membuat Aron selamat dari kematiannya. Akhirnya Aron bertemu dengan pendaki
lain yang mendengar teriakan Aron, dan akhirnya memberikan bantuan.127 Hours, judul film ini sudah
tergambar jelas, bagaimana perjuangan Aron selama 127 hours lebih tepatnya 5 hari
dia harus berusaha bertahan hidup dan terpaksa harus
mengamputasi satu tangannya dengan harapan bisa selamat dari kematian.
Moral Value of
this film
The film is very inspiring and full of
meaning, this film has taught the meaning of the struggles of life, miracles,
and patience. In any case difficult as we have to be sure that we definitely
got a solution even if it means sacrificing the very thing bigger than
ourselves. Because decisions without the risk will not give lessons for us.
That's life, life is a choice.
Similarly, the wonders of a climber who
has been trapped 5 days, but if God gives His power and any occasion, all would
have happened even if it did not make sense. And one thing that is important,
wherever we go either near or far though asking permission very important, as
we can see from the story of Aron that when he left without permission, ultimately
none of the family were looking for him. We were created as human beings can
not be separated from the others, because we were created to always need other
people not living alone. Life is not how we defend but how we fight it.
Film yang sangat inspiratif dan penuh makna, film ini telah mengajarkan
arti perjuangan hidup, keajaiban, serta kesabaran. Dalam hal sesulit apapun
kita harus yakin bahwa kita pasti mendapat solusi meski harus mengorbankan hal
yang sangat besar dari diri kita. Karena keputusan tanpa resiko tak akan
memberi pembelajaran untuk kita. Itulah hidup, hidup adalah pilihan.
Begitu
pula dengan keajaiban seorang pendaki yang sudah terjebak 5 hari, akan tetapi
jika Allah memberikan kuasa-Nya dan kesempatan apapun, semua akan bisa terjadi
meski itu tak masuk akal. Dan 1 hal yang terpenting, kemanapun kita pergi entah
dekat ataupun jauh sekalipun meminta ijin sangatlah
penting, karena kita bisa liahat dari cerita Aron yang ketika dia pergi tanpa
ijin, akhirnya tak ada satupun keluarga yang mencarinya. Kita diciptakan
sebagai manusia yang tak bisa lepas dari orang lain, karena kita itu diciptakan
untuk selalu membutuhkan bantuan
orang lain bukan hidup sendirian. Hidup itu bukan
bagaimana kita mempertahankan tapi bagaimana kita memperjuangkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar