Senin, 14 Maret 2016

REVIEW AND MORAL VALUE OF 127 HOURS

Judul               : 127 HOURS
Genre              : Adventure, Drama
Sutradara         : Danny Boyle
Penulis             : Danny Boyle, Simon Beaufoy
Pemain            : James Franco memerankan Aron Ralston
   Amber Tamblyn memerankan Kristi
   Kate Mara memerankan Megan
   Lizzy Caplan memerankan Sonja (saudara perempuan Aron)
Bahasa             : English
Duration          : 94 menit

 “127 HOURS”
127 HOURS, kita dapat lihat dari judulnya kita pasti bertanya-tanya apa maksud dari judul sebuah drama bisa sesingkat itu. Hal yang sederhana tapi punya banyak makna. Itulah gambaran dari film ini. Film 127 hours ini merupakan salah satu film petualangan yang sangat menegangkan dan membahayakan. Film yang diangkat dari kisah nyata yang bercerita tentang Aron Ralston seorang pendaki gunung yang sangat suka dengan hal-hal yang berbahaya dan bertaruh nyawa demi hobinya. Dalam film ini dia melakukan pendakian seorang diri tanpa ada satupun orang yang mengetahuinya. Dia mempunyai rencana pendakian di sebuah Grand Canyon di Amerika Serikat. Sebuah kamera handycam yang menjadi sahabat sejati dalam perjalanannya.
Ditengah perjalanan dia bertemu 2 orang pendaki perempuan yang tersesat dalam perjalanannya. Mereka adalah Kristi (Kate Mara) dan  Megan (Amber Tamblyn). Aron menawarkan bantuan dan menunjukkan jalan pintas melewati celah di salah satu ngarai.Ketiganya selanjutnya berpisah, mulailah klimax dari film ini dimana Aron yang ingin melewati celah-celah di antara ngarai, salah satu bebatuan besar yang menjadi pijakan kakinya tiba-tiba bergeser. Aron pun jatuh dan salah satu tangannya tertindih batu itu hingga berdarah. Aron terjepit di antara celah ngarai. Aron hampir menyerah dengan keadaan disaat tidak ada kepastian, tak ada harapan untuk selamat. Sendirian tanpa pertolongan, Aron hanya bisa membayangkan dirinya selamat.Tanpa makanan dan hanya sedikit air minum yang tersisa, harapan Aron untuk selamat kian menipis. Saat runtuhan pasir di atasnya jatuh menimpa wajahnya, Aron langsung berteriak lagi, berharap ada orang yang datang untuk memberikan pertolongan. Sayangnya tidak ada siapa-siapa.Hanya kemauan untuk hidup yang sangat tinggi yang membuat Aron berhasil menyelamatkan dirinya dari ganasnya alam.Jika Aron ingin hidup, satu-satunya cara adalah dengan menyelamatkan dirinya sendiri. Aron hanya ditemani sebuah handycam. Saat baterai handycam-nya hampir habis, Aron telah mengukir nama dan tanggal kematiannya di batu dengan pisau lipatnya karena ia tidak yakin akan bertahan hidup.Dengan tangan yang terluka dan hampir membusuk, Aron tak punya pilihan lain selain mengamputasi tangannya sendiri meski Aron harus kehilangan 1 tangannya. Dengan segala keberanian, Aron mengamputasi tangannya dan mendaki tebing dan harus berjalan jauh untuk menemukan bantuan. Darah yang terus mengalir dari tangannya yang menjadi teman dalam perjalanannya. Meski seringkali dia terjatuh akan tetapi semangatnya dan selalu membayangkan teman, kekasih, dan keluarga yang membuat Aron selamat dari kematiannya. Akhirnya Aron bertemu dengan pendaki lain yang mendengar teriakan Aron, dan akhirnya memberikan bantuan.127 Hours, judul film ini sudah tergambar jelas, bagaimana perjuangan Aron selama 127 hours lebih tepatnya 5 hari dia harus berusaha bertahan hidup dan terpaksa harus mengamputasi satu tangannya dengan harapan bisa selamat dari kematian.
Moral Value of this film
The film is very inspiring and full of meaning, this film has taught the meaning of the struggles of life, miracles, and patience. In any case difficult as we have to be sure that we definitely got a solution even if it means sacrificing the very thing bigger than ourselves. Because decisions without the risk will not give lessons for us. That's life, life is a choice.
Similarly, the wonders of a climber who has been trapped 5 days, but if God gives His power and any occasion, all would have happened even if it did not make sense. And one thing that is important, wherever we go either near or far though asking permission very important, as we can see from the story of Aron that when he left without permission, ultimately none of the family were looking for him. We were created as human beings can not be separated from the others, because we were created to always need other people not living alone. Life is not how we defend but how we fight it.
Film yang sangat inspiratif dan penuh makna, film ini telah mengajarkan arti perjuangan hidup, keajaiban, serta kesabaran. Dalam hal sesulit apapun kita harus yakin bahwa kita pasti mendapat solusi meski harus mengorbankan hal yang sangat besar dari diri kita. Karena keputusan tanpa resiko tak akan memberi pembelajaran untuk kita. Itulah hidup, hidup adalah pilihan.

Begitu pula dengan keajaiban seorang pendaki yang sudah terjebak 5 hari, akan tetapi jika Allah memberikan kuasa-Nya dan kesempatan apapun, semua akan bisa terjadi meski itu tak masuk akal. Dan 1 hal yang terpenting, kemanapun kita pergi entah dekat ataupun jauh sekalipun meminta ijin sangatlah penting, karena kita bisa liahat dari cerita Aron yang ketika dia pergi tanpa ijin, akhirnya tak ada satupun keluarga yang mencarinya. Kita diciptakan sebagai manusia yang tak bisa lepas dari orang lain, karena kita itu diciptakan untuk selalu membutuhkan bantuan orang lain bukan hidup sendirian. Hidup itu bukan bagaimana kita mempertahankan tapi bagaimana kita memperjuangkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar