Rabu, 16 Maret 2016

REVIEW AND MORAL VALUE OF FILM

Title                 : 9 Summer 10 Autumns
Genre              : Drama
Sutradara         : Ifa Isfansyah
Produser          : Edwin Nazir
                          Arya Pradana
Penulis             : Ifa Isfansyah
                          Fajar Nugros
  Iwan Setyawan ( novel)
Pemain            : Shafil Hamdi Nawara memerankan Iwan kecil 
   Ihsan Tarore memerankan Iwan (panggilan Bayek)
   Alex Komang memerankan Ayah Iwan
                           Dewi Irawan memerankan Ibu Iwan
   Dira Sugandi memerankan Inan, kakak iwan
   Hayria Faturrahman memeranan Mida sahabat kecil Iwan
Durasi             : 120 menit
Bahasa             : Bahasa Indonesia




“9 SUMMER 10 AUTUMNS”

Film ini diangkat dari sebuah novel yang ditulis oleh Iwan Setyawan yang sangat menginspiratif. Film ini mengkisahkan seorang anak ibarat sebuah kata-kata “from zero to hero”. Film ini berawal dari seorang anak laki-laki yang tumbuh besar bersama keluarganya yang sederhana di sebuah kampung di kaki Gunung Panderman, Malang yang mempunyai cita-cita sangat tinggi akan tetapi ekonomi keluarga yang sangat terbatas yang jauh dari kata layak. Dia adalah Iwan yang diperankan oleh Ikhsan Tarore. Dia tumbuh dari keluarga pas-pas an yang mana ayahnya hanya sebagai sopir angkot yang sangat mengharapkan Iwan tumbuh menjadi laki-laki tangguh yang dapat membatu mencari penghidupan untuk keluarganya dan ibunya yang hanya tamat Sekolah dasar, dan dia mempunyai 2 kakak perempuan dan adik perempuan. Bagaimanapun Iwan lah anak laki-laki satu-satunya yang pastinya orang tua sangat menaruh harapan besar padanya. Dia lebih suka membantu ibunya didaour dibanding menbantu ayahnya memperbaiki mesin-mesin angkot anyahnya. Ayahnya pun selalu menganggap Iwan sebagai anak yang lembek dan sangat penakut yang membuat ayahnya kecewa pada Iwan. Akan tetapi, dia selalu membuktikan bahwa dia bukan anak laki-laki yang selalu dianggap lembek. Namun seiring berjalannya waktu dia membuktikkan bahwa anggapan anyahnya selama ini salah besar, semangat dia yang mampu membuat dia tumbuh menjadi anak yang cerdas dalam hal Matematika / hitung menghitung dan bermimpi untuk membangun kamar sendiri yang tidak kecil seperti rumahnya yang sekarang. Hidup bertujuh dengan segala sesuatu yang terbatas, membuat Iwan bahkan tak memiliki kamar sendiri.
Bermodalkan otak yang encer dalam hal hitung menghitung serta dukungan penuh dari ibunya, Iwan nekat menantang dirinya sendiri dengan menimba ilmu di IPB yang jaraknya ratusan kilometer dari rumah. Meski awalnya diselimuti keraguan untuk melepas sang anak, ayahnya pun akhirnya memberi restu yang dibuktikan melalui dijualnya angkot yang menjadi sumber penghasilan utama demi ditukar dengan uang untuk menjadi biaya hidup Iwan selama di Bogor. Sebungkus plastik hitam yang berisi uang menjadi langkah awal dan modal awal menuju kesuksesan dengan segala mimpi-mimpinya sewaktu kecil. Dengan kecerdasan disertai kerja keras, ketekunan, harapan, serta sikap ‘nrimo’, Iwan perlahan tapi pasti mulai memetik hasilnya. Bocah polos dari Kota Apel, Malang yang dianggap anak lembek yang tidak bisa berbuat apa-apa, sekarang menjadi sesosok anak laki-laki yang mampu menduduki posisi terhormat di sebuah perusahaan besar di Big Apple, New York. Pendidikan dan tekad yang kuat yang mampu membuat dia menjadi seseorang yang benar-benar seseorang tanpa ada satu orangpun yang mampu menyepelekannya dan mampu mengangkat harkat martabat keluarganya. Anak polos yang sekarang berdiri tegak dengan segala khayalan sewaktu kecil mampu dia wujudkan  dengan segala perjuangan dan pendidikan yang membentangkan kesuksesannya.

Moral Value of this film
The film reminds us of the meaning of a determination, sacrifice, struggle, and love the family and education. Education in this era very need in any case, through education will we able to choose the future, decide the future and be able to realize the beautiful dreams that have been assembled since childhood.
The film also teaches the meaning appreciate someone. Do not judge a person's physical, take a look at someone of shortcomings, instead of their shortcomings have enormous advantages. As the words "Do not judge the book by the cover" if only one sentence but extraordinary meaning. Because the physical does not guarantee anything. Look at the contents before judging someone.
This is the most important, family is the place the first time we know what the real meaning of life, the family is a problem-solving, and the family that became a major influence our future could be. Do not be like the Iwan’s father who always underestimate his. In fact, it is not just the parents how to raise a child, but how to make a child becomes more aware of knowing, from zero to hero. A child sometimes need words of support instead of words underestimate.
One thing is very positive, there is no any parents who want their children difficult, sad though sometimes parents often sacrifice what they have for their children's success. Strong desire that is able to make us human are humanized. Be human different from other human beings, even though sometimes it's different cause problems.
“Keep on fighting to reach what we want to”

Film yang mengingatkan kita arti sebuah tekad, pengorbanan, perjuangan, serta kasih sayang keluarga serta pendidikan. Pendidikan di era sekarang sangat dibutuhkankan dalam hal apapun, melalui pendidikan lah kita mampu memilih masa depan, memutuskan masa depan serta mampu mewujudkan mimpi-mimpi indah yang telah dirangkai sejak kecil.
Film ini juga mengajarkan arti menghargai seseorang. Jangan menilai seseorang dari fisik,  lihatlah seseorang dari kekurangannya, karena dari kekurangannya tersimpan kelebihan yang sangat besar. Seperti kata-kata ini “ Don’t judge the book by the cover” meski hanya 1 kalimat tapi maknanya luar biasa. Karena fisik tidak menjamin apapun. Lihatlah isinya sebelum menilai seseorang.
Ini yang paling penting, Keluarga adalah tempat pertama kalinya kita mengetahui apa makna kehidupan sebenarnya, keluarga adalah tempat penyelesaian masalah, dan keluargalah yang menjadi pengaruh besar kita kelak bisa menjadi apa. Jangan seperti ayah Iwan yang selalu menganggap remeh anaknya. pada kenyataannya, orangtua itu bukan hanya bagaimana cara membesarkan seorang anak tetapi bagaimana menjadikan seorang anak dari mengetahui menjadi lebih mengetahui, from zero to hero. Seorang anak kadang-kadang membutuhkan kata-kata dukungan bukan kata-kata meremehkan.

Satu hal yang sangat positif, tak ada orangtua manapun yang menginginkan anaknya susah, sedih meski terkadang orangtua sering mengorbankan apa yang mereka miliki demi kesuksesan anaknya. Keinginan yang keras yang mampu menjadikan kita menjadi manusia yang dimanusiakan. Jadilah manusia yang berbeda dengan manusia yang lain, meski terkadang beda itu menimbulkan masalah.

Senin, 14 Maret 2016

Review and Moral Value of Song

Title            : Count On Me
Singer         : Bruno Mars
Genre          : Pop-reggae fusion, soul
Label           : Atlantic Electra
Producer     : The Smeezingtons
Writers       : Bruno Mars, Philip Lawrence, and Ari Levine 

Count on me, is one of my favorite songs. I do not know why I could love this song. When I find out who the singer and what the purpose of this song, I more love this song. The song tells how to have a friend who is really a friend, not a friend like the enemy. The song is sung by Bruno Mars. Bruno mars is one singer from the United States whose name became famous through the song "Just the way you are". He is now known as a pop singer with a little music in the song rege. The Doo-Woops and Hooligans album released in 2010, Bruno mars add a song called "count on me" in november 2011. This song has a meaning and a moral message which was very nice.

The means of “Count on Me”
“Count On Me” when we mean as directly, Count On Me is Count on Me (Hitung Aku) but it was not the means. Count On Me is unity word meaning Count on Me ( Andalkan Aku) which is a song that tells the story of friendship and rely on me in relation to this friendship.
When a friend was having trouble, they can rely on each other as easy as counting 1 2 3, and 4 3 2. That figure likens that companions actually very close to us. They will come when it is needed as soon as someone counting 1 2 3. Like this lyrics,
            You can count on me like one, two, three
            I’ll be there
            And I know when I need it
                        I count on me like one,two, three
                        And you’ll be there
                        Cause that’s what friends are supposed to do
The lyrics of this song also stated that how should someone become a reliable friend, which may not be a true friend to leave his friend who was in trouble, undecided, or crying. True friend who came not only when happy, but when sad, crying etc. The real friend will always be there in all conditions. This means there are in this lyrics,
You'll always have my shoulder when you cry
I'll never let go,
Never say goodbye.
            The best friends are like this quote
You can count on me 'cause I can count on you
Kau dapat mengandalkanku karena aku dapat mengandalkanmu

Moral Value of this song

Lagu ini sangat menginspirasi, bagaimana makna sahabat itu sendiri sangat jelas tergambarkan dari lagu ini. Sahabat yang benar-benar sahabat. Berawal dari lirik baris pertama bahwa dalam kondisi apapun, entah terjebak di tengah lautan, tak bisa menyeberang, tak bisa berenang, tak ada kapal, tak ada apapun, aku yakin aku pasti tahu. Dari lirik ini, kita dapat menyimpulkan sahabat itu pasti selalu mengerti kondisi sahabatnya, dan selalu datang untuk menjadi bahu kita. Itulah makna sahabat yang sebenarnya. Seperti lirik
You can count on me like one, two, three
I’ll be there
And I know when I need it I can count on me like four, three, two
You’ll be there
‘Cause that’s what friends are supposed to do, oh yeah
Whoa, whoa,
Ohh… ohhh,,,, yeah
Kau bisa menggantungkan harapanmu akan bantuanku, hanya dengan menghitung satu sampai tiga, dan aku akan langsung tiba di manapun kau berada. Karena aku tahu, kau pun akan selalu ada untukku, dalam tiga hitungan. Karena kita adalah sahabat, yang tercipta untuk saling mendukung dan menyayangi. Diperkuat dengan lirik
Find out what we’re made of
When we are called to help our friends in need

Aku merasa bahagia, aku merasa berguna, dan aku merasa menjadi diriku sendiri saat aku bisa membantumu. Karenanya, menyenangkanmu berarti menyenangkan diriku sendiri. Sahabat itu You might rely on me 'cause i could rely on you” (kamu dapat mengandalkanku karena aku dapat mengandalkanmu). 
"Jadilah sahabat yang benar-benar sahabat, bukan sahabat yang terpaksa menjadi benar-benar sahabat. Jadilah sahabat yang seperti sahabat, bukan sahabat yang seperti musuh."
REVIEW AND MORAL VALUE OF 127 HOURS

Judul               : 127 HOURS
Genre              : Adventure, Drama
Sutradara         : Danny Boyle
Penulis             : Danny Boyle, Simon Beaufoy
Pemain            : James Franco memerankan Aron Ralston
   Amber Tamblyn memerankan Kristi
   Kate Mara memerankan Megan
   Lizzy Caplan memerankan Sonja (saudara perempuan Aron)
Bahasa             : English
Duration          : 94 menit

 “127 HOURS”
127 HOURS, kita dapat lihat dari judulnya kita pasti bertanya-tanya apa maksud dari judul sebuah drama bisa sesingkat itu. Hal yang sederhana tapi punya banyak makna. Itulah gambaran dari film ini. Film 127 hours ini merupakan salah satu film petualangan yang sangat menegangkan dan membahayakan. Film yang diangkat dari kisah nyata yang bercerita tentang Aron Ralston seorang pendaki gunung yang sangat suka dengan hal-hal yang berbahaya dan bertaruh nyawa demi hobinya. Dalam film ini dia melakukan pendakian seorang diri tanpa ada satupun orang yang mengetahuinya. Dia mempunyai rencana pendakian di sebuah Grand Canyon di Amerika Serikat. Sebuah kamera handycam yang menjadi sahabat sejati dalam perjalanannya.
Ditengah perjalanan dia bertemu 2 orang pendaki perempuan yang tersesat dalam perjalanannya. Mereka adalah Kristi (Kate Mara) dan  Megan (Amber Tamblyn). Aron menawarkan bantuan dan menunjukkan jalan pintas melewati celah di salah satu ngarai.Ketiganya selanjutnya berpisah, mulailah klimax dari film ini dimana Aron yang ingin melewati celah-celah di antara ngarai, salah satu bebatuan besar yang menjadi pijakan kakinya tiba-tiba bergeser. Aron pun jatuh dan salah satu tangannya tertindih batu itu hingga berdarah. Aron terjepit di antara celah ngarai. Aron hampir menyerah dengan keadaan disaat tidak ada kepastian, tak ada harapan untuk selamat. Sendirian tanpa pertolongan, Aron hanya bisa membayangkan dirinya selamat.Tanpa makanan dan hanya sedikit air minum yang tersisa, harapan Aron untuk selamat kian menipis. Saat runtuhan pasir di atasnya jatuh menimpa wajahnya, Aron langsung berteriak lagi, berharap ada orang yang datang untuk memberikan pertolongan. Sayangnya tidak ada siapa-siapa.Hanya kemauan untuk hidup yang sangat tinggi yang membuat Aron berhasil menyelamatkan dirinya dari ganasnya alam.Jika Aron ingin hidup, satu-satunya cara adalah dengan menyelamatkan dirinya sendiri. Aron hanya ditemani sebuah handycam. Saat baterai handycam-nya hampir habis, Aron telah mengukir nama dan tanggal kematiannya di batu dengan pisau lipatnya karena ia tidak yakin akan bertahan hidup.Dengan tangan yang terluka dan hampir membusuk, Aron tak punya pilihan lain selain mengamputasi tangannya sendiri meski Aron harus kehilangan 1 tangannya. Dengan segala keberanian, Aron mengamputasi tangannya dan mendaki tebing dan harus berjalan jauh untuk menemukan bantuan. Darah yang terus mengalir dari tangannya yang menjadi teman dalam perjalanannya. Meski seringkali dia terjatuh akan tetapi semangatnya dan selalu membayangkan teman, kekasih, dan keluarga yang membuat Aron selamat dari kematiannya. Akhirnya Aron bertemu dengan pendaki lain yang mendengar teriakan Aron, dan akhirnya memberikan bantuan.127 Hours, judul film ini sudah tergambar jelas, bagaimana perjuangan Aron selama 127 hours lebih tepatnya 5 hari dia harus berusaha bertahan hidup dan terpaksa harus mengamputasi satu tangannya dengan harapan bisa selamat dari kematian.
Moral Value of this film
The film is very inspiring and full of meaning, this film has taught the meaning of the struggles of life, miracles, and patience. In any case difficult as we have to be sure that we definitely got a solution even if it means sacrificing the very thing bigger than ourselves. Because decisions without the risk will not give lessons for us. That's life, life is a choice.
Similarly, the wonders of a climber who has been trapped 5 days, but if God gives His power and any occasion, all would have happened even if it did not make sense. And one thing that is important, wherever we go either near or far though asking permission very important, as we can see from the story of Aron that when he left without permission, ultimately none of the family were looking for him. We were created as human beings can not be separated from the others, because we were created to always need other people not living alone. Life is not how we defend but how we fight it.
Film yang sangat inspiratif dan penuh makna, film ini telah mengajarkan arti perjuangan hidup, keajaiban, serta kesabaran. Dalam hal sesulit apapun kita harus yakin bahwa kita pasti mendapat solusi meski harus mengorbankan hal yang sangat besar dari diri kita. Karena keputusan tanpa resiko tak akan memberi pembelajaran untuk kita. Itulah hidup, hidup adalah pilihan.

Begitu pula dengan keajaiban seorang pendaki yang sudah terjebak 5 hari, akan tetapi jika Allah memberikan kuasa-Nya dan kesempatan apapun, semua akan bisa terjadi meski itu tak masuk akal. Dan 1 hal yang terpenting, kemanapun kita pergi entah dekat ataupun jauh sekalipun meminta ijin sangatlah penting, karena kita bisa liahat dari cerita Aron yang ketika dia pergi tanpa ijin, akhirnya tak ada satupun keluarga yang mencarinya. Kita diciptakan sebagai manusia yang tak bisa lepas dari orang lain, karena kita itu diciptakan untuk selalu membutuhkan bantuan orang lain bukan hidup sendirian. Hidup itu bukan bagaimana kita mempertahankan tapi bagaimana kita memperjuangkannya.

Senin, 07 Maret 2016

Syllabus&Lesson Plan (Asking Giving Opinion)



 SILABUS SMA/MA

Mata Pelajaran            : BAHASA INGGRIS
Kelas                    : XI
Kompetensi Inti :

KI 1: Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),  santun, responsif dan pro-aktif  dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif  berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

   Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
penilaian
Alokasi Waktu
Sumber belajar
1.1   Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi International
2.2.  Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
3.2. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan menyatakan pendapat dan pikiran, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.2. Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan merespon ungkapan menyatakan pendapat dan pikiran, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, benar dan sesuai konteks.
Teks  lisan dan tulis untuk menyatakan pendapat dan pikiran serta responnya
Fungsi Sosial
·   Menjaga hubungan interpersonal dengan guru, teman, dan orang lain
Ungkapan
   menyatakan
   pendapat/pikiran
  I think …
  I suppose...
  In my opinion
Unsur Kebahasaan
   Ucapan, tekanan kata,   intonasi  
















Mengamati
·   Siswa mendengarkan/menonton interaksi menyatakan pendapat  dan pikiran  serta responnya
·   Siswa mengikuti interaksi menyatakan pendapat dan pikiran
·   Siswa menirukan model interaksi menyatakan pendapat dan pikiran
·   Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri interaksi menyatakan pendapat  dan pikiran  (fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan).
Mempertanyakan (questioning)
·   Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan berbagai ungkapan  menyatakan pendapat dan pikiran  dalam bahasa Inggris, perbedaan ungkapan dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan ungkapan lain, dsb.
Mengeksplorasi
Siswa menyatakan pendapat  dan pikiran dengan bahasa Inggris dalam konteks simulasi, role-play, dan kegiatan lain yang terstruktur.
Mengasosiasi
·   Siswa membandingkan ungkapan menyatakan pendapat dan pikiran yang telah dipelajari dengan yang ada di berbagai sumber lain.
·   Siswa membandingkan antara ungkapan dalam bahasa Inggris dan dalam bahasa siswa.
Mengkomunikasikan
·   Siswa menyatakan pikiran dan pendapat  dengan bahasa Inggris, di dalam dan di luar kelas.
·   Siswa menuliskan permasalahan dalam menggunakan bahasa Inggris untuk menyatakan pendapat dan pikiran dalam jurnal belajar (learning journal).
Kriteria Penilaian:
·  Tingkat ketercapaian fungsi social ungkapan menyatakan pendapat dan pikiran
·  Tingkat kelengkapan dan keruntutan struktur teks ungkapan menyatakan pendapat dan pikiran
·   Tingkat ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata, intonasi
·   Kesesuaian format penulisan/ penyampaian
Cara Penilaian:
Unjuk kerja
·     Bermain peran (role play) dalam bentuk interaksi yang berisi pernyataan dan pertanyaan tentang ungkapan menyatakan pendapat dan pikiran.
·      Ketepatan menggunakan struktur dan unsur kebahasaan dalam menyatakan pendapat dan pikiran serta responnya
Pengamatan (observations): 
·      Upaya menggunakan bahasa Inggris untuk menyatakan dan menanyakan pendapat atau pikiran ketika muncul kesempatan.
·      Kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran di setiap tahapan.
·      Kesantunan dan kepedulian dalam melaksanakan komunikasi
·      Berperilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi


2 x 2 JP
Sumber dari buku :
Developing of English Competencies for Senior High school Grade XI
Interlanguage for senior high school Sstudents of XI

·     Sumber dari internet:
-     
-     



LESSON PLAN
School                         :  Senior High School
Subject                         :  English
Grade/Semester           :  XI / 1
Material                       :  Expressing Asking and Giving Opinion
Duration                      : 2 X 45 minutes (1 meeting)

A.    Core Competences
CC 1   : Appreciate and comprehend the teachings of their religion
CC 2    : Appreciate and comprehend the honesty, discipline, responsibility, caring (tolerance, mutual help), polite, confident, in interacting effectively with the social and natural environment in a range of relationships and existence.
CC 3    : Understanding knowledge (factual, conceptual and procedural) based on curiosity about science, technology, art, culture and events related to the phenomena.
CC 4    : Trying, processing, and presenting in the concrete realm (using, parsing, composing, modifying, and making) and the abstract realm (writing, reading, counting, drawing, and writing) in accordance with the learned in schools and other resources together in viewpoint /theory.

B.     Standard Competences and Indicators
1.1  Be grateful for the opportunity to learn English as a language of communication International
2.2  Develop honest behavior, discipline, self-confident, and responsible in implementing transactional communication with teachers and friends.
3.2  Analyzing the social function, the structure of the text, and linguistic elements in the expression of expression and thought, according to the context of its use
4.2  Develop oral and written texts to express and respond to the expression of expression and mind, with attention to the social function, the structure of the text, and linguistic elements, correctly and in context.

C.     Indicators
-          Use formal and informal of asking and giving opinion
-          Makes and practice conversation based on the picture
D.    Learning Objectives
1.      Students are able to determine the purpose of expressions asking and giving opinions
2.      Students are able to enunciate the expression of asking and giving opinon
3.      Students are able to identify differences in the expression asking and giving opinions
4.      Students are able to make a conversation that shows expressions asking and giving opinions
5.      Students are able to practice the expressions asking and giving opinions.
E.     Learning Material
Social Function
Maintain interpersonal relationships with teachers, friends, and others
            Expressions
Asking & Giving Opinions
1.      Asking Opinion
ASKING FOR OPINION
Informal
Formal
What do you think of…….?
What do you think about………? What is your opinion?
Why do they behave like that?
Do you think it’s going?
How do you like?
How was the trip?
How do you think of Rina’s idea ?
Have you got any comments on …..
Do you have any idea?
Do you have any opinion on............
Would you give me your opinion on……….?
What is your reaction to ….
What is your opinion about……….? What are you feeling about………….?
What are your views on……….? Please give me your frank opinion?

2.      Giving Opinion
GIVING OPINION
Informal
Formal
I think I like it.
I don’t think I care for it.
I think it’s good/nice/terrific…….. I think that awful/not nice/terrible.. I don’t think much of it.
In my opinion, I would rather…..
From my point of view ….
I think that……..
What I’m more concerned with.....
What I have in my mind is…

·         In general Expressing Asking and Giving Opinion
Asking
Giving
What do you think...?
What’s your opinion about....?
How do you feel about...?
What’s your reaction to that?
Any comments, John?
Well, I think
In my opinion I think..........
I feel that we should...........
My reaction is that we should......
May I make a comment on that?

The example of dialog that used expressing asking and giving opinion
1.      Syarifah            : Hey Yati! Do you know the hot news in our school?
Yati                 : Yes, I know. It is about the minimum score, isn’t it?
Syarifah           : Yes, exactly. What do you think?
Yati                 : I think it so high. I believe that is bad idea.
Syarifah           : I don’t think so. Precisely with the 70 score, we can go into the   University easily with PMDK program.
Yati                 : Yes, I know it. But, for everyday it so hard.
Syarifah           : Maybe, it can be the pole for us to be better than yesterday. I hope we can do it. Although it so hard.
Yati                 : Oke. Amin.

2.      Helmi                : Retno, what do you think is the best action to reduce global
  warming?
Retno                : I think everyone should start changing their way of life.
Helmi                : What do you mean?
Retno                : Well, we have to start to do what we can, to help reduce 
  global warming.
           Helmi               : What do you suggest that we should do?
Retno                : Well, there are lots of things that we can do. We should start  
  saving electricity,start recycling things, start using public  
  transport means, buying and consuming as much as we need
  only, etc. Basically, just save anything that we can.
           Helmi               : Wow! You know a lot of things about reducing global
   warming.Where did you learn all of that from?
           Retno               : Well, I read newspapers, magazines, and also search for
  information in the internet. Actually, I want to inform what   
  I’ve learned to everyone so that everybody can start helping to
  save our mother nature.
           Helmi               : You’re so awesome. How about if you write it in our school
  magazine next month?
          Retno                : That’s a great idea. I’ll do that.
     Helmi                 : OK, I’ve got to go now.
     Retno                 : Bye.
F.     Method, Technique and Strategy
Method                                   : Communication Language Teaching (CLT)
Technique and Strategy            : Pair work and discussion through “Practice Me with Your Style”, Making conversation practice through     “Make Me Conversations”
G.    Media, Tools, and Learning Sources
1.      Media                    : Images, Printed text
2.      Tools                      : Board marker, and whiteboard
3.      Learning Sources   :
·        Interlanguage English for Senior High School Students XI by Joko P riyana, Zayin Adib Muhammad and Eka Denis Machfutra
·        Developing English Competencies for Senior High School (SMA/MA) Grade XI of Language Programme
                                                                        
·         http://www.kursusmudahbahasainggris.com/2015/06/penjelasan-asking-for-and-giving-opinion.html#ixzz3uNILVfWE

H.    Learning Activities
1.      Opening (10’)
-      Teacher greets the students
-      Teacher leads pray then checks the attendance list.
-      Teachers explains about the learning objective
-      Teachers explains about topic will be discusses
2.      Main Activities (70’)
Observing
-      Teachers shows a picture about the interaction to asking and giving opinion.
-      Teachers explains expressions that used to asking and giving opinion.
Questioning
-      Teachers provides a variety of different expressions to guess the students with any questions.
-      Teachers invites students to ask about the differences between the various expressions ask and express opinions and responses in different contexts.
-      Teachers gives some example expressions that used to asking and giving opinion
Exploring
-      Teachers asks the students to recite the conversation
-      Teachers interacts with student to practice this conversation.
Communicating
-      Teachers gives mini-game for this practice through “ Practice Me with your style”
-      Teachers explains the rules of the mini-game “Practice Me with your style”
-      Teachers gives a printed text about conversation asking and giving opinion for each pair work
-      Teachers gives the different topic or conversation for each pair work
-      Teachers randoms student to perform in front of class
-      Teachers explains the next materials
-      Teachers explains the rules of the game "Make Me Conversation”
-      Teachers prepares as many cards as the number of students, for example, teachers prepares 8 cards
Note: (each student gets one card), the card 8 has 4 different images and four images of the same. Students should look for other students who have the same image to join their partner.
-      Teachers starts the game and the students start looking for other students who have the same image
Note: (in any existing card which they will discuss the theme to make
conversation asking and giving opinion)
-      Teachers asks students if they find their partner to make conversation based on their cards.
-      Teachers asks students to presents their discussion or their conversation.
-      Teacher gives comment about their performance which are presented by the students.
3.      Closing (10’)
-      Teacher gives a chance to the students to raise a question about the material.
-      Teacher concludes and summarizes the material in brief.
-      Teacher closes the class.