THE
REVIEW AND MORAL VALUE OF NOVEL
Judul :
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin
Penulis :
Tere Liye
Penerbit :
PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku :
264 halaman
THE REVIEW OF NOVEL
“DAUN
YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN”
Novel yang mempunyai judul sangat panjang dan
mempunyai makna yang banyak pula dari novel ini. Novel ini menceritakan sebuah
gadis yang bernama Tania yang berasal dari keluarga miskin yang tinggal bersama
keluarganya di sebuah rumah dari kardus. Ibunya sebagai tulang punggung
keluarga semenjak ayahnya meninggal dunia . Ibunya hanya sebagai seorang
pemungut barang-barang rongsokkan. Tania bersama Dede adiknya harus mengamen
setiap hari untuk membantu menghidupi keluarga. Mereka yang seharusnya
merasakan indahnya suasana sekolah justru mereka harus rela tidak merasakan
bangku sekolah. Hingga tiba saatnya ketika Tania bersama adiknya saat mengamen
bertemu dengan kakak pemilik sapu tangan, Danar namanya. Sejak pertemuan itu
kakak itu mulai sering mendatangi mereka hingga membelikan sepatu untuk merreka
bahkan Kak Danar memberikan kontrakan yang layak serta Kak Danar meminta mereka
untuk bersekolah dan membiayainya.
Ketika mereka sudah merasakan kebahagian mampu bersekolah kembali, mereka
harus menerima kenyataan bahwa ibunya meninggal dunia. Sejak itu meninggal
kenangan yang teramat dalam untuk Tania dan Dede. Hingga suatu ketika Tania
lulus SD, dia melanjutkan sekolah ke Malaysia dari sebuah beasiswa yang ia
dapatkan. Pergi ke Malaysia dengan rasa kecewa yang ia rasakan, karena Tania
menyimpan perasaan kepada Kak Danar yang akan menikah dengan teman wanitanya
Ratna namanya.
Seiring berjalannya waktu, sampailah Tania di
Indonesia dan kebenaran terungkap bahwasanya Kak Danar sebenarnya juga
mempunyai rasa terpendam kepada Tania. Hal itu dibuktikkan sebuah novel yang
ditulis Kak Danar tentang rasa terpendamnya kepada Tania. Setelah mereka
bertemu dan saling mengungkapkan perasaan mereka Akhirnya mereka sama-sama
harus membuang perasaan, dan melepaskan perasaan itu karena Ratna istri Kak
Danar sekarang sedang mengandung.
The Moral Value of Novel
This novel is very inspiring that the best
thing, it is when we are able to accept. Accept everything that happens is not
always as we would like. Learning to let go if anything it is in fact not for
us, we have accepted it willingly, even though we've tried hard for it, even if
we have to stand the pain, and how hard we fought for it. We would not be able
to get it, because the best thing for us is not necessarily the best for the
Lord.
This novel gives advice anyway, when we face
a problem or anything negative we should not be protracted in the dumps.
Because of sad and happy that things can not possibly be separated. God will
not let us always sad, the sadness that must be able to be utilized to become a
better person. Do not give up just because something bad happens to us because
life is still to be a struggle. Always remembering or thinking about things
that make us sad just to torture ourselves.
PESAN
MORAL
Novel ini sangat menginspirasi bahwa hal yang
terbaik itu adalah ketika kita mampu menerima. Menerima segala hal yang terjadi
tidak selalu seperti yang kita inginkan. Belajar untuk mengikhlaskan jika
sesuatu itu memang pada kenyataannya bukan untuk kita, kita harus menerimannya
dengan ikhlas, meski kita sudah berusaha keras untuk hal itu, meski kita harus
menahan sakitnya, serta seberapa susahnya kita berjuang untuk itu. Kita tidak
akan bisa mendapatkannya, karena hal yang terbaik untuk kita belum tentu terbaik
untuk Tuhan.
Novel ini memberikan saran pula, ketika kita
menghadapi suatu masalah atau apapun yang negatif
kita tidak boleh terus berlarut-larut dalam kesedihan. Karena sedih dan senang
itu hal tak akan mungkin dapat dipisahkan. Allah tidak akan membiarkan kita
selalu sedih, kesedihan itu yang harus mampu kita manfaatkan untuk menjadi
seseorang yang lebih baik. Jangan mudah menyerah hanya karena sesuatu yang
buruk menimpa kita karena hidup masih harus membutuhkan perjuangan. Selalu
mengenang atau memikirkan hal yang membuat kita sedih hanya akan menyiksa diri
kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar