Sabtu, 21 Mei 2016

THE REVIEW AND MORAL VALUE OF TERE LIYE

THE REVIEW AND MORAL VALUE OF NOVEL


Judul               : Daun yang jatuh tak pernah membenci angin
Penulis            : Tere Liye
Penerbit          : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku     : 264 halaman


THE REVIEW OF NOVEL

“DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN”

Novel yang mempunyai judul sangat panjang dan mempunyai makna yang banyak pula dari novel ini. Novel ini menceritakan sebuah gadis yang bernama Tania yang berasal dari keluarga miskin yang tinggal bersama keluarganya di sebuah rumah dari kardus. Ibunya sebagai tulang punggung keluarga semenjak ayahnya meninggal dunia . Ibunya hanya sebagai seorang pemungut barang-barang rongsokkan. Tania bersama Dede adiknya harus mengamen setiap hari untuk membantu menghidupi keluarga. Mereka yang seharusnya merasakan indahnya suasana sekolah justru mereka harus rela tidak merasakan bangku sekolah. Hingga tiba saatnya ketika Tania bersama adiknya saat mengamen bertemu dengan kakak pemilik sapu tangan, Danar namanya. Sejak pertemuan itu kakak itu mulai sering mendatangi mereka hingga membelikan sepatu untuk merreka bahkan Kak Danar memberikan kontrakan yang layak serta Kak Danar meminta mereka untuk bersekolah dan membiayainya.  Ketika mereka sudah merasakan kebahagian mampu bersekolah kembali, mereka harus menerima kenyataan bahwa ibunya meninggal dunia. Sejak itu meninggal kenangan yang teramat dalam untuk Tania dan Dede. Hingga suatu ketika Tania lulus SD, dia melanjutkan sekolah ke Malaysia dari sebuah beasiswa yang ia dapatkan. Pergi ke Malaysia dengan rasa kecewa yang ia rasakan, karena Tania menyimpan perasaan kepada Kak Danar yang akan menikah dengan teman wanitanya Ratna namanya.
Seiring berjalannya waktu, sampailah Tania di Indonesia dan kebenaran terungkap bahwasanya Kak Danar sebenarnya juga mempunyai rasa terpendam kepada Tania. Hal itu dibuktikkan sebuah novel yang ditulis Kak Danar tentang rasa terpendamnya kepada Tania. Setelah mereka bertemu dan saling mengungkapkan perasaan mereka Akhirnya mereka sama-sama harus membuang perasaan, dan melepaskan perasaan itu karena Ratna istri Kak Danar sekarang sedang mengandung.

The Moral Value of Novel
This novel is very inspiring that the best thing, it is when we are able to accept. Accept everything that happens is not always as we would like. Learning to let go if anything it is in fact not for us, we have accepted it willingly, even though we've tried hard for it, even if we have to stand the pain, and how hard we fought for it. We would not be able to get it, because the best thing for us is not necessarily the best for the Lord.
This novel gives advice anyway, when we face a problem or anything negative we should not be protracted in the dumps. Because of sad and happy that things can not possibly be separated. God will not let us always sad, the sadness that must be able to be utilized to become a better person. Do not give up just because something bad happens to us because life is still to be a struggle. Always remembering or thinking about things that make us sad just to torture ourselves.

PESAN MORAL
Novel ini sangat menginspirasi bahwa hal yang terbaik itu adalah ketika kita mampu menerima. Menerima segala hal yang terjadi tidak selalu seperti yang kita inginkan. Belajar untuk mengikhlaskan jika sesuatu itu memang pada kenyataannya bukan untuk kita, kita harus menerimannya dengan ikhlas, meski kita sudah berusaha keras untuk hal itu, meski kita harus menahan sakitnya, serta seberapa susahnya kita berjuang untuk itu. Kita tidak akan bisa mendapatkannya, karena hal yang terbaik untuk kita belum tentu terbaik untuk Tuhan.

Novel ini memberikan saran pula, ketika kita menghadapi suatu masalah atau apapun yang negatif kita tidak boleh terus berlarut-larut dalam kesedihan. Karena sedih dan senang itu hal tak akan mungkin dapat dipisahkan. Allah tidak akan membiarkan kita selalu sedih, kesedihan itu yang harus mampu kita manfaatkan untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Jangan mudah menyerah hanya karena sesuatu yang buruk menimpa kita karena hidup masih harus membutuhkan perjuangan. Selalu mengenang atau memikirkan hal yang membuat kita sedih hanya akan menyiksa diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar