Jumat, 08 April 2016

THE REVIEW AND MORAL VALUE OF NOVEL "GAZA"



THE REVIEW AND MORAL VALUE OF NOVEL


Judul               : Gadis Kecil di Tepi Gaza
Penulis             : Vanny Chrisma W.
Penerbit           : Diva Press
Tebal               : 343 halaman
Tahun terbit     : 2011
Kota terbit       : Yogyakarta

The Review of Novel
"GADIS KECIL DI TEPI GAZA"

Novel yang sangat mendebarkan. Sebuah novel yang mengingatkan artinya perjuangan hidup untuk memperjuangkan kebenara. Noval yang menceritakan seorang gadis kecil berusia 11 tahun yang tinggal di kota Gaza yang bernama Palestine. Ayahnya yang pemberani, Yahded Haidar merupakan seorang anggota pejuang Hamas memberinya nama seperti itu. Agar Palestine tumbuh menjadi seorang gadis Palestina yang pemberani untuk memperjuangkan nasib bangsanya itu. Sebuah rudal telah menghancurkan rumah Palestine serta menewaskan ibu dan dua saudaranya, sedangkan ayahnya sedang berjuang dengan Hamas untuk melawan Israel.Usia yang masih kecil membuatnya menjadi trauma jika mendengar suara-suara roket dan bom yang meledak di sekitar gadis kecil itu. Hanya Palestine lah yang selamat walau ia sedikit mengalami cedera ringan. Palestine dibawa bersama-sama dengan rombongan anak-anak Gaza lain untuk mengungsi di Jabaliyah.
Palestine hanya tinggal sebatang kara di tempat pengungsian, saat disitulah ia bertemu dengan Yanaan seorang anak berusia 14 tahun  yang menjadi teman seperjuangannya. Ia juga bertemu dengan Adeeba seorang anak berusia 8 tahun yang menjadi teman penyempurna kehidupan mereka yang awalnya sepi. Adeeba memiliki satu kelebihan indera keenam untuk melihat masa lalu dan masa depan. Palestine ditembak oleh serdadu Israel di bagian dadanya pada saat melakukan aksi pelemparan kotoran kuda yang dibentuk menjadi seperti batu di kawasan perbatasan antara Gaza dan Israel. Hidupnya semakin terpuruk, koma di rumah sakit tanpa ada keluarga yang menemani. Hanya Yanaan dan Adeeba yang merawatnya di rumah sakit. Namun syukurlah, ia berhasil selamat setelah sadar dari komanya selama beberapa hari. Sementara itu, ayahnya ditangkap dan disiksa tentara Israel hingga tewas tak hanya ayahnya yang di siksa, Israel juga membunuh rakyat sipi;, wanita dan anak-anak yang tidak berdosa. Palestine pun terpaksa memberanikan diri ikut dengan seorang tentara Israel bernama Hebrew, tentara yang  pernah menembak dadanya hingga ia koma cukup lama. Dengan luka tembakan yang masih jelas membekas dan belum sembuh, ia dibawa ke Jerusalem dan dijanjikan akan bertemu dengan ayahnya yang diketahui ditahan di penjara Maskobbeya, Jerusalem. Ternyata, bukannya dipertemukan dengan ayahnya, ia malah ditelantarkan di Jerusalem dengan mata tertutup serta tangan dan kaki terikat. Untunglah ia diselamatkan oleh seorang wanita tua, penduduk Jerusalem. Palestine mulai lemas dan terbujur kaku di kamp pengungsian Jabaliyah, Gaza. Gadis kecil itu, gadis pejuang bangsa  yang selalu membawa batu di dalam sakunya lalu melemparkannya sambil berkata ‘Laknat untuk Israel’ kini telah tiada.

The Moral Value of Novel

This novel is very inspiring. The novel  have a message very much. From this, we can also learn from Palestine character, a little girl who was very patient with the trials in her life, when we live our lives, we must be patient in the face of all trials and violence.
This novel also motivate us to be able to live independently and never give up in life.
life is a struggle. And we can see how the struggle of Palestine’s father who lost his life to fight for the Palestinians. So, we have to know that life is a struggle.
As humans we should love each other and help each other as characters Palestine’s father who never gave up and help Gaza’s societies are constantly exposed to attack Israeli soldiers although he had to give up his life.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar